ALL ABOUT SINGKIL PART II TRIP TO KUALA BARU BUAT KELING

Assalamualaikum Wr. Wb.
Melanjutkan cerita tentang hal baru selama berada disini. So, let’s write!

Kuala Baru, itu namanya. Sesuai dengan namanya, daerah ini merupakan tempat bertemunya air laut dengan air sungai. Kuala Baru termasuk salah satu kecamatan di kabupaten aceh singkil dan menurut gw juga termasuk kecamatan yang masih tertinggal karena wilayahnya yang terpisah dengan daratan Kabupaten Aceh Singkil. Temen kantor gw (pemuda singkil dari tulisan sebelumnya) mengatakan bahwa disini merupakan salah satu spot yang bagus untuk memancing dan juga ada view pantai yang bagus di sana. Akhirnya kesampean untuk mencoba kesana dan untuk mencapai akses kesana wajib menggunakan kapal boat karena daratannya terpisah dengan desa-desa yang ada di Kab. Aceh Singkil dan juga sungai yang dilintasi adalah sarang dari para buaya rawa.


    Selalu ada pemuda singkil sebagai tour guide

Awalnya gw rada takut karena ukuran boat nya yang mini banget secara gw kurang bisa berenang tapi lama kelamaan gw dan yang lain menikmati setiap percikan air dari bawah boat ini dan engga mikirin ntar ada buaya nongol atau engga. Perjalanan ini bener bener panas karena selama di boat langsung berhadapan langsung dengan sinar matahari….nyesss, tapi gw dan yang lain bener-bener menikmati perjalanan jalur air ini. Ga tau kapan lagi bisa ngelakuin hal kaya gini selain di pedalaman Singkil.




Hutan disebelah kanan dan kiri jalur sungai ini sudah mulai kelihatan gundul karena pengambilan kayu oleh warga sekitar secara masif, namun akhir-akhir aktivitas penebangan mulai mengalami penurunan. Btw, dulu pernah ada harimau di kawasan hutan ini sekarang sudah engga ada terlihat lagi mungkin sudah bergabung dengan Trio Macan. GARING LO DI KAYA GORENGAN PLASTIK!!!!

   Nahkoda kapal  a.k.a kapten kapal mini ini, Bapak Suriyadi

Menuju akses ke Kuala Baru akan melintasi aliran sungai kecil, tapi jangan salah meskipun kecil tapi ini merupakan sarang dan tempat terbaik buaya untuk istirahat di siang hari. Bagi yang awam kaya gw pasti parno duluan apalagi waktu dibilang ini areanya Bu Aya (Pak Aya nya mana?). Sebenarnya buaya ga bakalan ganggu kalau kita juga ga ganggu mereka kecuali suplai makanan mereka di alam sudah terancam nah pada saat itulah mereka bakalan berubah menjadi….jadi buaya juga lah.


Jalur ini adalah jalur uta,a transportasi air untuk menghubungkan Singkil – Kuala Baru. Setiap harinya puluhan boat hilir mudik melintasi jalur ini untuk mengangkut apapun, penumpang, kendaraan roda dua, sembako, pasir, dan ikan pastinya tapi gw belum pernah lihat ada boat ngangkut mobil.




Ketika gw lihat hewan ternak ini muncul pertanyaan, ngangkutnya gimana? Karena lokasi kandang mereka sudah beda daratan dekan lokasi rumah sang pemilik. Dan pastinya juga hewan ternak ini juga beresiko untuk menjadi santapan buaya di malam dan siang hari. Meskipun beresiko warga masih tetap menempatkan ternaknya di daratan ini dikarenakan lokasinya merupakan hutan bebas sehingga pemilik ga perlu repot untuk ngurusin makanan ternak mereka. Efektif dan efesien sih dan juga cukup gambling kalo lagi amsyong ya bakalan hilang tu sapi.


    Ini Cuma gaya doang, dapet mah kagak
    Mancing mania?? Mantap!!!

Lokasi dari foto diatas seharusnya merupakan daratan kecil yang terhubung dengan bibir pantai namun karena abrasi daratan kecil ini hilang, nah cuma sisa akar pohon ini doang. Itu juga bentar lagi terbawa arus air laut.

Kalau cuaca sedang bagus bakal nemuin view pertemuan antara air laut dan air sungai tepat di lokasi gw ini, tapi karena air laut sedang pasang jadi ga bisa keliatan. Perjalanan ini termasuk zonk sih bagi gw. Pertama, ikan yang ditunggu-tunggu ga dapet. Kedua, view untuk dokumentasi lokasi ini juga ga bagus karena sedang pasang dan yang ketiga gw dan yang lain berubah kulit menjadi gosong. Bayangin dua jam perjalanan langsung nyess kena sinar matahari.

Sekian dulu tulisan gw, kalau ada mood kita sharing cerita lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.



Komentar

Postingan Populer