Dua Puluh Dua November

www.todayifoundout.com
 Sudah berjalan sepuluh tahun, pa. Tidak terasa sudah menuju tahun kesepuluh rumah tanpa dirimu.  Tahun ini tanggal itu jatuh di hari kamis, seilisih dua hari lebih cepat saat dirimu meninggalkan kita semua. Hari dimana Papa terakhir kali terbaring di tempat yang seharusnya dirimu tidak disitu pada hari itu. Tahun ini juga menjadi tahun kesepuluh kita berdua tidak pernah lagi merayakan ulang tahun bersama. Hari lahir kita yang cuma berselisih sembilan hari terakhir kali kita rayakan di tahun 2006 silam, tahun dimana aku naik ke bangku SMA.

Pa, tahun ini perayaan Hari Ayah lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mengimbangi perayaan Hari Ibu. Sayang, kita semua anakmu tidak bisa mengucapkan langsung seperti anak-anak lain. Cuma bisa lewat doa di sujud terakhir dan di penghujung solat.

Mama, istrimu itu sudah resmi jadi nenek loh, pa.  Cucu pertamanya cewe mungil bermata sipit yang sepertinya mengikuti mama dan centilnya ikut ke anak keduamu yang menjadi mamanya. Tapi jarak sangat jauh, berbeda dua kota, berbeda dua propinsi, berbeda dua pulau, Medan-Depok, Mama jadi susah bertemu sama cucunya.  Jika disuruh berkunjung kesana, istrimu terlanjur sayang untuk meninggalkan rumah. Padahal itu cuma alasan mama saja. Tahu sendirilah istrimu paling susah diajak jalan jauh, ada saja alasan. “Kalau kangen ya tinggal hubungi lewat video call aja”, katanya.  Karena cucu yang pertama, mama kangennya itu lebih-lebih sih. Tak terbayangkan kalo dirimu masih ada bakalan sering bolak-balik Medan-Depok kali ya sambil menikmati hari tua.

Kita semua anakmu percaya, mama akan jauh lebih baik andai dirimu ada disampingnya. Ah, sepertinya ini tidak perlu ditulis lagi ya, pa. Jika terucapkan kata “andai” kalau begini, tidak akan pernah kuat. Cuma berandai-andai yang seperti ini selalu tidak enak kalau dibayangkan, selalu membuat berkaca-kaca kelopak mata.
Mama semakin lebih kuat setelah papa tiada, meskipun setiap tanggal itu dan pada saat ziarah ke makam papa, mama yang selalu tidak kuat meneteskan air mata. The strongest mother and The best single parent, I said . Tidak ada yang memprediksi mama bisa sanggup jalani ini dan buat semua anaknya bisa menyelesaikan kuliah hingga akhir. Cemoohan dibalas sama kesuksesan sama istrinya papa. Beruntungnya anak-anakmu tidak ada yang mengecewakan mama sedikitpun.

Bangga rasanya dirinya bisa menyombongkan diri atas kesuksesan anak-anaknya ke semua orang yang anggap remeh ke dia sebelumnya. Tagline istrimu kalo ngobrol ke siapapun orang yang pengen menyombongkan diri ke dia “ Walaupun aku cuma tamat SMA, anakku udah sukses jadi orang”. Beneran membuat lawan ngobrolnya tidak berani lagi berkata dengan intonasi tinggi.
Rumah sudah semakin sepi, semenjak ditinggal  papa. Semua anak papa sudah pada jauh dari rumah.

Kota Medan bukan jadi rumah bagi tiga anak papa, cuma tempat menghilangkan rasa rindu kepada seorang ibu. Kita berpencar di tiga propinsi yang berbeda. Sepertinya mengikuti jejak dirimu yang dulunya rentan mutasi, termasuk aku yang mungkin mengikuti jejak seperti dirimu. Jagonya istri papa yang tidak pernah melarang anak-anaknya untuk sukses dan jauh lebih baik dari dirimu dan dirinya disaat ibu-ibu seangkatannya lebih memilih anaknya untuk tinggal dan mencari pekerjaan dekat orang tua, Open Minded. Hanya tinggal mama dan anak bungsumu yang menghuni rumah peninggalanmu. Mungkin itu jadi salah satu faktor mama selalau mengencangkan volume suara kalau sedang menonton televisi supaya tidak terlalu sepi rumahmu ini.

Aku sempatkan pulang jika sudah terlanjur rindu, iya rindu mendengar cerita mama yang sudah terakumulasi saat aku tidak ada di rumah. Anak sulungmu akhirnya sukses menyelesaikan sidangnya tahun ini. Nilai A diperolehnya, aku dengar langsung dari mama. . IPK nya juga bagus untuk jurusan sulit yang diambilnya. Tapi dia belum memberikan kabar padaku perihal ini, bahkan aku juga tidak tahu kalau hari ini Ia sedang menjalankan sesi terberat dalam fasenya sebagai mahasiswa.

Mungkin dia belum sempat memberi kabar, pa, namun dia tidak bisa wisuda tahun ini harus menunggu tahun depan. Tanggal 30 April tahun depan resmi dirinya bergelar Sarjana Teknik, gelar yang berbeda dibandingkan kakak dan abangnya. Tidak sia-sia dirimu menyayangi dia lebih. Di rumah hanya dia satu-satunya anak yang akan bergelar bukan Sarjana Ekonomi, ketika ketiga anakmu yang lain memilih untuk masuk jurusan sesuai dengan pekerjaanmu dulu, dirinya keluar dari zona nyaman sebagai seorang mahasiswa. Mungkin dia masih mengingat dan mendengar keinginanmu untuk harus ada dari anakmu yang masuk kuliah selain Fakultas Ekonomi. Dia pegang janjinya untuk tidak gagal di jurusan yang dipilihnya sendiri. Semoga tahun depan dia bisa diterima di oil company impiannya.
Pa, kita belum sempat berdiskusi tentang akuntansi. Terakhir diskusi darimu menjelaskan akuntansi secara praktisi sedangkan aku hanya mempelajari dengan sistem akademisi. Tidak bakalan nyambung, tetapi sekarang aku semakin yakin kalo praktisi jauh lebih baik ketimbang akademisi.

Maaf tanggal 22 ini aku belum sempat datang berziarah ke makammu, tanggal itu jatuh di hari kerja. Mama dan kakak sepertinya juga tidak akan pergi kesana karena mereka tidak akan pergi jika aku juga tidak pergi. Tapi kami akan selalu mendoakanmu dan merindukanmu.

Salam rindu 10 tahun dari anak lelaki terbesarmu..

Komentar

Postingan Populer