Mereka Tak Mengunjungiku Lagi Setelah Ramadhan
Tanggal
16 bulan lima lalu, aku dihampiri oleh banyak orang, baik wanita dan pria dewasa, remaja serta anak-anak.
Mereka yang datang tidak seperti yang sering aku lihat di hari biasanya. Mereka datang lebih cepat dibandingkan hari biasanya.Bahkan mereka tidak beranjak dari waktu maghrib menuju isya.Mungkin karena ada momen spesial aku dihampiri oleh banyak
orang. Momen spesial itu adalah Ramadhan, bulan dari seluruh bulan yang
berisikan pahala yang berlimpah jika ingin mendapatkannya.
Meskipun begitu aku merasa senang karena aku suka dengan keramaian.Rasanya bahagia ketika setiap sudutku diisi oleh
orang-orang yang memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Membludak orang yang
datang sampai-sampai harus diberi tempat tambahan. Aku tetap melihat orang-orang yang
selalu mengunjungiku setiaphari. Mereka berada di
bagian belakangku tak seperti hari biasanya mereka selalu ada di
depanku karena tempat mereka sudah diisi orang-orang yang asing bagiku. Iya,
aku menyebutnya orang asing karena pada hari- hari biasanya aku tidak pernah melihat batang hidung mereka apalagi melihat mereka memarkirkan kendaraannya
di tempatku.
Hingga minggu kedua bulan ramadhan,
setiap sisi aku masih diisi oleh mereka yang masih setia untuk mencari pahala di
bulan suci ini baik melaksanakan yang wajib maupun melaksanakan yang sunnah.
Aku berharap ini konsisten tidak hanya di bulan ini saja dan bukan hanya karena ini momen
yang langka mereka bersemangat.
Hari
demi hari berlalu sampai tidak terasa minggu kedua ramadhan sudahberlalu, orang yang
datang mengunjungiku semakin hari semakin menyusut baik itu di kala hari terang maupun
di kala hari gelap. Mereka yang sering dan setiap hari menghampiriku akhirnya bisa bertemu lagi tepat di depanku.
Orang asing yang kusebut sebelumnya
lama-kelamaan menghilang tidak terlihat lagi batang hidungnya.
Mungkin berpindah ketempat yang lebih nyaman bagi mereka (pikirku) yang sama sepertiku,
tetapi tidak semua orang asing yang pergi meninggalkanku masih ada yang tersisa.
Ternyata aku mendapatkan informasi
yang membuat sedih hatiku, orang asing yang datang kepadaku beberapa minggu lalu ternyata tidak berpindah ketempat
lain yang sama sepertiku. Aku melihat mereka membanjiri tempat-tempat makan sesaat sebelum adzan maghrib berkumandang.
Semakin menuju hari kemenangan tempat itu semakin ramai dikunjungi dan yang
mengunjungiku semakin sedikit. Sedang apa mereka? Sudahkah mereka berhenti mencari pahala
di bulan suci ini? Apakah mereka sudah merasa cukup atas pahala yang
mereka dapatkan sampai dengan saat ini? Sudah tidak menarikkah aku sehingga mereka pergi berpaling dariku?
Bulan sudah berganti dari lima keenam tahun masehi,
kalau bisa aku ingin mengangkat peci kepada mereka-mereka yang
tetap setia menghampiri dan mendatangiaku di setiap waktu. Mengapa peci? Karena tidak ada satupun
orang yang datang mengunjungiku dengan menggunakan topi dan juga istilah“mengangkat topi”sudah sangat mainstream.Momen spesial sebentar lagi akan menuju garis akhir,
hari kemenangan. Harapanku semoga tidak hanya tentang itu mereka mau mengunjungiku,
namun kita lihat saja di hari nanti karena aku tidak bisa memaksakan kehendakku. Mereka
yang mengambil keputusan atas itu.
Garis akhir momen spesial telah sampai.
Hari ini orang-orang mendatangiku lebih ramai dari tanggal 16 bulan lalu. Sebelum hari kemenangan itu datang,
aku melihat orang-orang melakukan hal yang tidak masuk akal. Ada yang
sudah datang dari setelah subuh tetapi tidak menyempatkan diri untuk mengerjakan kewajibannya
di tempatku. Mereka datang dengan pakaian baru, cantik,dan terbaik yang
belum pernah dipakai mereka selama ini. Wangi sekali mereka mendatangiku pagi ini. Pantulan asesoris dan perhiasan
yang mereka pakai membuat aku semakin bercahaya pada pagi itu. Hari kemenangan ternyata di
apresiasi oleh mereka lebih dari pada saat tanggal 16 bulan lalu. Lagi-lagi hari ini yang
ada berada di depanku adalah orang asing. Ini orang asing baru yang di momen spesial kemarin tidak pernah terlihat oleh ku,
yang bahkan di subuh tadi juga tidak ada datang menghampiri. Siapa mereka ini?.
Ceramah dari
sang khatib mengakhiri pertemuanku dengan mereka di hari kemenangan ini. Aku sedih karena aku akan ditinggalkan
(lagi) sendiri. Tapi aku tetap optimis mereka akan kembali siang nanti. Siang
akhirnya datang, aku menunggu mereka-mereka yang
selama ini selalu hadir mengisi hariku selama satu bulan ramadhan ini, namun mereka tidak kunjung datang untuk setidaknya bertamu.Ternyata benar dugaanku bahwa mereka mengunjungiku hanya karena ingin mencari sesuatu untuk alasan tertentu.
Jadi tidak salah jika aku menyebut mereka orang asing.
Tak sengaja terlihat olehku,
mereka berjalan menyusuri kemacetan jalan di siang hari dengan sinar matahari yang terik dan melewatiku begitu saja tanpa memilih untuk berhenti sejenak. Hilir mudik melewatiku begitu saja seperti ada tempat
yang lebih penting dariku untuk didatangi. Berbeda mereka memperlakukanku ketika di
bulan suci kemarin mereka bergegas berbelok ke arahku disaat kumandang adzan sudah terdengar. Padahal pada saat itu sebentar lagi waktunya untuk menunaikan kewajiban lima waktu.
Tetapi aku tetap gembira karena masih ada
orang yang selalu setia mengunjungi aku setiap harinya. Tanpa kenal momen tertentu,
tanpa mengenal hari spesial, dan tanpa ada suatu keinginan yang belum tercapai. Mereka
yang terpinggirkan ke barisan belakang oleh orang asing itu tetap datang di
lima waktu setiap harinya kepadaku. Aku melihat senyum mereka bersalaman satu sama lain
saling bersapa di hari kemenangan ini. Kembali menjadi fitri untuk menghadapi cobaan
yang memungkinkan dapat mengurangi berat pahala yang sudah mereka kumpulkan di
bulan suci kemarin. Kembali mengisi ke kosongan sudut dariku yang
mereka juga tahu bahwa aku tidak boleh ditinggalkan sendirian.
Komentar
Posting Komentar