See You & Thank's a Lot



Februari 2016 – Juli 2017. Hampir berjalan menuju 2  tahun gw di desa ini, di kantor dan juga jadi rumah gw ini dan akhirnya gw harus meninggalkan kantor dan desa ini. Sedikit kecewa untuk perpindahan ini karena waktu yang engga pas bagi gw untuk meninggalkan kantor ini dan gw juga engga ingin pindah pada saat ini. Kentang! (Kena Tanggung)! Itu yang ada muncul dalam pikiran ketika nama gw ada dari beberapa orang yang harus dimutasi di internal kantor. Kentang bagi gw karena segala rencana kerja yang niat dan rencananya bakalan gw selesaikan dalam satu tahun bakal digantikan orang lain, ketika ide dan rencana yang akan direalisasikan ya mau engga mau dipendam dulu dan barangkali bisa digunakan di waktu dan tempat yang lain. Agak berasa kesal karena gw harus gantungin ide ide dan rencana-rencana gw. Muncul pertanyaan pada diri sendiri kenapa tanggung banget engga digenapin 2 tahun aja sih? Positive thinking nya adalah ya karena pekerjaan yang gw jalani adalah sesuatu yang rentan untuk berpindah jadi engga ada pilihan untuk ngeluh dan protes (kecuali kalau gw atasannya).

Sedih, iya lah pasti. Meninggalkan teman-teman kantor yang udah klop satu sama lain, udah tau baik buruk nya dalam kerja atau hal lain tapi prinsip gw memang harus dijalankan “Jangan terlalu nyaman dengan posisi dan tempat lo saat ini karena ketika lo harus dan mau engga mau pindah itu akan berasa sakit untuk meninggalkannya” (bijak banget bang?). Sedih yang lain ketika gw udah engga bisa main perahu lagi, dayung mendayung liatin anak buaya, liatin cabe cabean pulang sekolah boncengan tiga engga pake helm.
Ketika mencoba untuk flashback pertama kali gw ditempatkan di tempat -yang sesunyi ini, aku sendiri tiada yang menemani- berpikir gw bakalan engga betah dengan kantor ini. Sepi, tanpa hiruk pikuk, siang dan malam sunyi nya sama, warung makan yang bisa dihitung pake jari dan semua rasa masakan masing-masing warung sama,tapi tanpa terasa udah nyaris 1,5 tahun gw ternyata bisa jalani hidup di tempat ini. Benar-benar merasakan hidup di desa itu gimana, dimana cara dan gaya hidup yang berbeda dengan ketika gw hidup di kota besar. Awalnya rutin pulang setiap minggu lama kelamaan intensitas pulang jadi sekali sebulan. Perubahan itu terkadang membuat bingung dan muncul tanda tanya, apa gw yang kerasan disini atau gw yang malas untuk pulang, atau karena gw mau berhemat karena ongkos yang lumayan berasa? Hahaha. Entahlah.

Meninggalkan rekan kerja yang mayoritas adalah warga asli desa, berawal dari saling balas membalas pertanyaan basi basi dilanjutkan dengan ngobrol masalah pekerjaan serta diselingin dengan gosip dan berujung pada saling balas membalas menceritakan curhat. Bertanya dengan mereka tentang apa yang sudah terjadi di kantor ini sebelum gw ada disini. Intinya, mau ngucapin terima kasih ke teman kerja yang udah ajarin gw bahasa asli singkil sehingga ketika wajib pajak yang datang gw bisa ngerti dia ngomongin tentang apa.

Pada akhirnya semua memang harus berpisah (kecuali sama pasangan). Perpisahan memang tetap akan ada di akhir karena di awal itu pasti penempatan dan rasa sedih dan rindu itu lama kelamaan juga akan terobati dengan kehadiran teman-teman dan atasan baru yang siap sedia memberikanmu job desk baru dan setumpuk tugas yang juga baru.

                                                         Farewell sekalian kerja

See you KP2KP Aceh Singkil

Komentar

Postingan Populer